SPOTSKETSA – Gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPKD) tidak sesuai dengan pemikiran para pendiri dan senior Partai Demokrat (PD). Para pelaku kudeta sepatutnya dilawan oleh segenap kader PD.
Demikian disampaikan Plt Ketua Umum Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator (FKPD) PD, Steven Rumangkang, Jumat (26/2/2021). Steven merupakan putra almarhum Vence Rumangkang, salah satu pendiri PD.
“Partai Demokrat partai yang dinamis. Banyak perbedaan pendapat yang terjadi, tetapi tidak terbayang bagaimana kemudian perbedaan pendapat internal ini dieksploitasi dengan berkonspirasi bersama pihak eksternal,” kata Steven.
“Perbedaan pendapat biasa terjadi dalam partai politik. Organisasi mana yang tidak mengalami? Namun, berkonspirasi dengan pihak eksternal untuk memenuhi ambisi politik pribadi, sungguh mengurangi muruah para pendiri dan deklarator PD,” tegas Steven.
Steven mengomentari pernyataan Ketua Umum Kader Muda Demokrat, Aswin Ali Nasution yang mendesak pelaksanaan kongres luar biasa PD. Aswin juga mengusulkan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko untuk mengambil alih kepemimpinan PD.
“Penurunan dari mana? Di Pilkada 2020 kita menang melampaui target, tren elektabilitas partai dan tokoh, termasuk elektabilitas Ketum AHY terus naik,” kata Steven menanggapi pernyataan Aswin yang menilai PD mengalami penurunan.
“Masak Ketum kita yang elektabilitasnya selalu tinggi mau digantikan oleh orang lain yang elektabilitasnya dibawah elektabilitas Ketum AHY, Hawa nafsu kekuasaan bikin mereka hilang akal,” imbuh Steven.
Steven memastikan seluruh pendiri dan deklarator PD serta kader-kader senior tetap setia serta loyal kepada AHY, dan kepengurusan PD hasil Kongres V pada 15 Maret 2020.
Steven tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya karena nama pendiri dan deklarator PD sempat dicatut oleh pelaku GPKPD.
“Para pendiri dan deklarator Partai Demorkat dan senior partai solid. Mereka kecewa dengan para aktor GPKPD dan lain-lain yang menikmati saat partai jaya, menghilang saat partai terpuruk dan sekarang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 untuk menggolkan agenda sendiri, dengan mau dimanfaatkan oleh pihak eksternal,” ujar Steven.
“Mereka tidak menggunakan akal sehat malah pakai taktik devide et impera, pecah belah dan kuasai,” ucap Steven.
Steven mendukung langkah-langkah AHY untuk bertindak cepat dan tegas mematahkan gerakan pengambilalihan ini, dengan mengonsolidasikan seluruh pengurus serta kader.
“Menurut saya, tindakan kader-kader yang kasak-kusuk hendak menyelenggarakan KLB, merupakan tindakan pelanggaran ART (anggaran rumah tangga) PD. Bab 7 Pasal 83, serta mendukung tindakan DPP PD memecat aktor GPKPD,” tegas Steven.
Sumber: BeritaSatu.com