Jakarta, SPOTSKETSA — Kylian Mbappe dan Erling Haaland jadi perbincangan di leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Mbappe dan Haaland diagung-agungkan usai tampil hebat di klub masing-masing.
Mbappe jadi bintang utama kemenangan Paris Saint-Germain (PSG) saat membantai Barcelona 4-1 di Camp Nou. Tidak tanggung-tanggung, tiga gol dicetak bomber andalan timnas Prancis itu ke gawang tim pengoleksi lima gelar Liga Champions.
Haaland tidak mau kalah. Sehari berselang, peraih Golden Boy Award 2020 itu jadi bintang kemenangan Borussia Dortmund saat mengalahkan tuan rumah Sevilla 3-2.
Haaland dua kali membobol gawang Sevilla. Dua gol itu membuat Haaland berlari sendirian dalam perburuan top skor Liga Champions dengan 8 gol.
Haaland sementara ini mengungguli torehan gol dua legenda sepak bola, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang baru mencetak empat gol. Sedangkan Mbappe telah mengoleksi lima gol berkat hattrick ke gawang Barcelona.

Seusai laga, Haaland tanpa malu-malu mengatakan bahwa Mbappe yang membuatnya ganas di depan gawang lawan saat bersua Sevilla.
“Sungguh menyenangkan bisa mencetak gol. Saya menyukai liga Champions dan ketika saya melihat Mbappe mencetak hattrick kemarin, saya mendapat motivasi gratis [untuk tampil lebih baik], jadi saya berterima kasih padanya,” ucap Haaland seperti dilansir Daily Mail.
Performa apik Haaland dan Mbappe di klub masing-masing juga menandakan satu hal. Haaland dan Mbappe kian pantas menyandang titel penerus rivalitas Messi dan Ronaldo.
Perjalanan Messi dan Ronaldo dalam mengolah si kulit bundar memang belum selesai. Namun, tak ada yang bisa memungkiri perjalanan keduanya sudah mendekati garis akhir.
Messi akan menginjak usia 34 tahun pada 24 Juni mendatang. Sementara, Ronaldo baru saja berulang tahun ke-36 pada 5 Februari lalu.
Messi dan Ronaldo hanya tinggal beberapa tahun lagi beraksi di lapangan hijau. Akhir karier dua pemain hebat ini juga akan menjadi akhir cerita persaingan dua individu pesepak bola terbaik lebih dari satu dekade terakhir.
Messi dan Ronaldo bukan hanya memberikan banyak gelar di level klub. Di level individu, Messi berhasil meraih enam Ballon d’Or diikuti Ronaldo dengan lima koleksi trofi serupa.

Jalan Mbappe dan Haaland jadi penerus rivalitas Messi vs Ronaldo juga bisa diamati dari prestasi individu keduanya. Mbappe dan Haaland sama-sama pernah memenangi gelar Golden Boy Award.
Haaland memenanginya tahun 2020 dan Mbappe melakukannya tiga tahun sebelumnya pada 2017. Hal itu juga menegaskan keduanya mampu tampil hebat sejak berusia muda.
Dari segi kemampuan, Mbappe dan Haaland masuk kategori pemain komplet. Mbappe punya kecepatan yang menakutkan, sementara Haaland adalah monster di depan gawang lawan.
Mbappe adalah pemain yang bisa bermain dengan baik di semua posisi lini depan. Penyerang berusia 22 itu juga bisa dengan mudah melewati pemain lawan, cerdik dalam mencari ruang, dan berbahaya saat berada dalam kotak penalti.
Mbappe memiliki karakteristik yang mirip dengan Ronaldo Luiz Nazario de Lima atau Thierry Henry. Dua legenda sepak bola itu dikenal punya kecepatan rata-rata dan naluri mencetak gol tinggi.
Sedangkan Haaland adalah mesin gol ulung yang dibekali dengan kecepatan. Haaland memiliki insting gol tinggi di kotak penalti lawan, sama halnya dengan Ronaldo atau penyerang andalan Bayern Munchen, Robert Lewandowski.
Haaland bisa mencetak gol dari titik manapun yang ia inginkan di kotak penalti. Kelebihan itu pula yang membuatnya terus dikaitkan dengan klub papan atas Eropa walau baru menjalani musim keduanya bersama Dortmund.
Kemampuan Mbappe dan Haaland juga diyakini akan semakin terasah dalam beberapa tahun ke depan. Ujian untuk bisa terus konsisten juga akan dilihat dari Mbappe dan Haaland jika memutuskan pindah ke klub lain.
Mbappe terus dikaitkan dengan Madrid dan Barcelona. Haaland juga agaknya tinggal menunggu waktu untuk bermain di klub besar pada masa depan.
Jika tetap tampil hebat di klub besar dengan tekanan yang lebih tinggi, maka sematan penerus Messi dan Ronaldo pada Mbappe dan Haaland tidak salah alamat. Dua pemain muda hebat itu bukan tidak mungkin bergantian meraih gelar Ballon d’Or seperti halnya CR7 dan La Pulga.
Sumber : cnnindonesia